Depok - Pendidikan karakter yang baik adalah pendidikan yang dimulai sedini mungkin dalam keluarga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sekitar 50% variabilitas kecerdasan orang dewasa sudah terjadi ketika anak berusia 4 tahun. Peningkatan 30% berikutnya terjadi pada usia 8 tahun, dan 20% sisanya pada pertengahan atau akhir dasawarsa kedua.
"Anak-anak menyerap semua hal pada saat berusia empat tahun, dan itu adalah periode emas otaknya," kata Ratna Megawangi, pembicara tamu pada Rembuk Nasional Pendidikan (RNP) 2011, Rabu (16/03/2011), di Sawangan Depok, Jawa Barat.
Ratna menyebutkan, ada sembilan pilar karakter. Pilar tersebut adalah cinta Tuhan dan segenap ciptaan-Nya, tanggung jawab, kedisiplinan dan kemandirian, kejujuran, amanah dan diplomatis, hormat dan santun, kasih sayang, kepedulian, dan kerja sama. Lalu, percaya diri, kreatif, kerja keras dan pantang menyerah, keadilan dan kepemimpinan, baik dan rendah hati, toleransi, cinta damai dan persatuan. Kemudian, ada pula K4 (kesehatan, kebersihan, kerapian dan keamanan).
Wakil Menteri Pendidikan Nasional Fasli Jalal dalam kesempatan yang sama mengatakan, ada tiga pendekatan yang digunakan dalam pendidikan karakter. Pertama, menyempurnakan melalui kebijakan nasional. Kedua, dengan melihat kembali kurikulum, pengayaan yang bisa ditambahkan. Dan ketiga, monitoring.
Semua mata pelajaran adalah pintu masuk pada pendidikan karakter. "Nilai ini tidak bisa diajarkan, tapi dikembangkan melalui pembelajaran," katanya. Kemdiknas siap merevitalisasi pendidikan karakter tahun ini yang ditandai dengan akan diluncurkannya gerakan nasional PAUDNI-sasi.
====
Sumber: http://www.kemdiknas.go.id/list_berita/2011/3/17/pendidikan-karakter.aspx
Tidak ada komentar:
Posting Komentar