A. Analisis dan Teori
Skor yang diperoleh dari suatu pengukuran hasil belajar dapat diinterpretasi dengan berbagai cara, tergantung pada acuan yang digunakan. Interpretasi skor hasil belajar siswa merupakan hal yang sangat penting dilakukan oleh guru. Interpretasi ini menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan dan landasan untuk perbaikan pembelajaran selanjutnya. Pengambilan keputusan dan landasan perbaikan ini sebaiknya didasarkan pada acuan tertentu. Setidaknya, terdapat tiga acuan dalam penilaian pendidikan.
1. Acuan Normatif
Acuan normatif dirujuk untuk mempertimbangkan informasi seorang siswa yang dibandingkan dengan kelompok siswa yang setara. Jelasnya, acuan normatif ini bertujuan untuk menentukan posisi siswa dalam kelasnya.
2. Acuan Kriteria
Acuan kriteria dirujuk untuk membandingkan informasi mengenai seorang siswa berdasarkan suatu kriteria tertentu yang diharapkan. Jelasnya, acuan kriteria ini bertujuan untuk mengetahui taraf pencapaian siswa, bukan memposisikan dari hasil perbandingan dengan siswa lain.
3. Acuan diri
Acuan diri dirujuk untuk membandingkan informasi mengenai seorang siswa dengan informasi lain mengenai siswa itu sendiri. Jelasnya acuan diri ini bertujuan untuk mengetahui kecakapan tertentu dari individu siswa dalam suatu bidang tertentu. Artinya, acuan ini lebih menekankan pada profil kecakapan siswa tertentu pada bidang tertentu.
Pemilihan acuan penilaian didasarkan pada tujuan dari penilaian itu sendiri. Setelah mengetahui dan menentukan acuan apa yang akan diambil, langkah selanjutnya adalah memahami aturan-aturan dalam penilaian.
Aturan Penilaian Terhadap Siswa
Terdapat dua macam aturan pokok dalam penentuan nilai, yaitu aturan dua nilai dan aturan penyimpangan.
1. Aturan Dua Nilai
Aturan dua nilai merupakan aturan yang sederhana karena aturan ini hanya memi;liki dua nilai seperti nilai "positif" untuk informasi yang sama atau melebihi nilai acuan dan nilai "negatif" untuk informasi yang kurang dari nilai acuan. Dengan menggunakan aturan dua nilai ini, guru dengan sangat mudah menentukan siswa mana saja yang akan mengikuti program tambahan berdasarkan nilai-nilai negatif.
Aturan ini merupakan pertimbangan yang mengacu pada kriteria, yang dapat dilihat sebagai salah satu contoh tersendiri dalam menentukan lulus tidaknya seorang siswa. Namun, aturan ini tidak hanya berlaku untuk pertimbangan yang mengacu kriteria saja, tetapi juga dapat digunakan untuk pertimbangan berdasarkan acuan normatif dan acuan diri. Aturan dua nilai ini sering digunakan dalam situasi dimana taraf minimum diperlukan sebelum siswa diberi kesempatan melanjutkan aktivitas belajarnya.
2. Aturan Penyimpangan
Aturan penyimpangan memungkinkan berbagai nilai diberikan berdasarkan penyimpangan skor dari acuan. Skala nilai yang memberi nilai berbeda kepada siswa yang memperoleh persentase jawaban benar yang berbeda merupakan salah satu contoh skala yang menggunakan aturan penyimpangan. Aturan penyimpangan ini didasarkan dari adanya keragaman perilaku atau dalam hal ini hasil belajar yang beragam serta mengupayakannya ke dalam satu kontinum. Dengan demikian, perbedaan individu dapat dilihat sebagai perbedaan tingkat pada suatu skala. Sebagai contoh untuk taraf penguasaan dengan skala 100% acuan penilaiannya dapat dijelaskan sebagai berikut :
Taraf Penguasaan Simbol Kriteria
===========================================
95% - 100% A Baik sekali
90% - 94% B Baik
80% - 89% C Cukup
75% - 79% D Kurang
Kurang dari 75% E Gagal
===========================================
Untuk sampai kepada nilai, skor hasil tes yang hakikatnya masih merupakan skor mental perlu diolah terlebih dahulu sehingga dapat dikonversikan menjadi skor baku (skor standar). Terdapat dua syarat penting dalam pengolahan dan pengubahan skor mentah hasil belajar menjadi nilai standar.
a. Pengolahan dan pengubahan skor mentah menjadi nilai dilakukan dengan mengacu pada dua cara, yaitu :
1). pengolahan dan pengubahan skor mentah menjadi nilai dilakukan dengan mengacu pada acuan kriteria/patokan. Cara ini dikenal sebagai penilaian acuan patokan (PAP).
2). pengolahan dan pengubahan skor mentah menjadi nilai dilakukan dengan mengacu pada norma atau kelompok. Cara ini dikenal sebagai penilaian acuan normatif (PAN).
b. Pengolahan dan pengubahan skor menjadi nilai dapat menggunakan berbagai macam skala, diantaranya :
1). SKALA LIMA, yaitu standar berskala lima atau yang sering dikenal dengan penggunaan nilai huruf A, B, C, D, dan E.
2). SKALA SEMBILAN, yaitu nilai standar berskala sembilan dimana rentang nilainya dimulai dari angka 1 sampai 9.
3). SKALA SEBELAS, yaitu rentang penilaian dengan rentang dan 0 sampai 10.
4). NILAI STANDAR Z
5). NILAI STANDAR T
wah,, salam hangat pak!
BalasHapussalam hangat kembali, terima kasih atas kunjungannya.
BalasHapus